Konsep
Dasar Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri
(SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru
dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic,
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Strategi
pembelajaran inkuiri (SPI)
berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki
dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang
keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia.
Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui
indra pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indra-indra lainnya. Hingga
dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan
otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah
strategi inkuiri dikembangkan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.
a. Strategi
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan
siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar
siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab
antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan
demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar
menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu
dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa
akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai
materi pelajaran.
Seperti
yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalai strategi inkuiri adalah menolong siswa
untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin
tahu mereka.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran
yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi pelajaran secara
optimal. Strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan istilah “calk and talk” Terdapat beberapa karakteristik
strategi ekspositori :
a. Strategi ekpositori dilakukan dengan
cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara
lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering
orang mengidentikannya dengan ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta,
konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir
siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori akan efektif manakala :
a.
Guru
akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa.
b.
Apabila
guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya
agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat
mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
c.
Jika
bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin
dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi
pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
d.
Jika
ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e.
Guru
menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya
merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f.
Apabila
seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa.
g.
Apabila
guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan
rendah.
h.
Jika ligkungan tidak mendukung untuk
menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
i.
Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk
menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF
Pembelajaran
yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif,
edukatif, dan menyenangkan. Untuk terjadinya hal tersebut dibutuhkan pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran mengandung rentetan
aktivitas yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran juga
mengandung siapa melakukan apa dalam proses pembelajaran, bagaimana
melaksanakan tugas pembelajaran, serta dimana kegiatan pembelajaran
berlangsung.
A.
Definisi Strategi Pembelajaran Efektif
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Bila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan
merupakan pola-pola umum kegiatan guru siswa dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau
cara. Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut sering dipergunakan
secara bergantian. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartikan sebagai a plant, method, or series of activities designed to achieves
a particular educational goal Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Dick&Carey menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran
merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran.
Ada
tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu:
1. Strategi
pengorganisasian pembelajaran Menurut Reigeluth, Bunderson dan Meril, Strategi
mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu
pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu strategi makro dan strategi mikro. Strategi makro terkait kepada
metode untuk mengorganisai isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep, prosedur atau prinsip. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk
pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, prosedur atau
prinsip.
2. Strategi
Penyampaian Pembelajaran Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan
komponen variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi
strategi penyampaian pembelajaran yaitu menyampaikan isi pembelajaran,
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan
unjuk kerja.
3. Strategi
Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan merupakan komponen variable
metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pembelajar
dengan variable metode pembelajarn lainnya. Strategi ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian yang dapat digunakan selama proses pembelajaran.
Ada
tiga klasifikasi penting variable strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan,
pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi. Efektif adalah
perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang
efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara
aktif.
Pembelajaran menekankan pada penguasan pengetahuan tentang
apa yang dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang ap
yang dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan
hayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Pembelajaran efektif juga
akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. Lebih dari itu
pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa mampu belajar dengan cara
belajarnya sendiri. Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi
sebuah aktivitas yang menyenangkan. Perwujudan pembelajaran efektif dan
meberikan kecakapan hidup kepada siswa.
Strategi
pembelajaran efektif adalah pola-pola umum kegiatan guru siswa dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan, ditandainya dengan adanya perubahan yang membawa
pengaruh, makna dan manfaat dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran
Matematika Kontekstual
Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang dewasa ini
mulai berkembang pesat, baik materi maupun kegunaan. Hal ini dikarenakan
perlunya mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.
Perkembangan ini diiringi dengan adanya pembaruan dalam kurikulum dalam
pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran, saat ini mulai bermunculan penemuan atau
pengembangan strategi pembelajaran. Penelitian telah banyak dilakukan untuk
menemukan strategi pembelajaran yang tepat. Masing-masing strategi memiliki
ciri khas dan keunggulan. Strategi pembelajaran yang saat ini sedang berkembang
adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Di Belanda
pembelajaran ini dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME),
sedangkan di Amerika lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and
Learning (CTL).
Pendekatan
kontekstual adalah pendekatan dengan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan
penerapannya dalam kehidupan (Nurhadi,2002:1). Pendekatan ini mengakui bahwa
belajar hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru
sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya.
Maka pembelajaran matematika kontekstual adalah pembelajaran matematika dengan
pendekatan kontekstual. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.
Proses
pengembangan konsep dan gagasan pembelajaran matematika kontekstual bermula
dari dunia nyata. Menurut Hauvel-Panhuizen (dalam Astuti:2003:12) dunia nyata
tak ahnya berarti konkret secara fisik dan kasat mata, tapi juga dapat
dibayangkan oleh alam pikiran. Hal ini berarti masalah yang digunakan dapat
berupa masalah-masalah aktual (sungguh-sungguh ada dalam kehidupan siswa) atau
masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa.
Beberapa
ciri khas dalam pembelajaran matematika kontekstual, antara lain, sebagai
berikut:
- Titik awal proses pembelajarannya adalah penggunaan masalah berkonteks kehidupan nyata (kontekstual) yang konkret atau yang ada dalam alam pikiran siswa. Masalah-masalah yang ada dapat disajikan dengan cerita, lambang, model, atau gambar. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menemukan alat matematis atau model matematis sekaligus memahami konsep atau prinsipnya.
- Pembelajaran ini menghindari cara mekanik yaitu berfokus pada prosedur penyelesaian soal. Meskipun begitu belum sepenuhnya dapat diterapkan karena belum dapat dihilangkan, sehingga dalam pelaksanaannya masih dijumpai meskipun tidak dominan. Siswa diharapkan dapat menemukan alat atau model matematis untuk dapat menyelesaikan masalah.
- Siswa diperlakuakn sebagai peserta aktif dengan diberi keleluasaan menemukan sendiri atau mengembangkan alat, model dan pemahaman matematis melalui penemuan dengan bantun guru atau diskusi bersama teman. Menurut Slavin (dalam Astuti: 2003:19) kegiatan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan diskusi kelompok antara siswa dengan orang dewasa atau dengan teman sebaya. Interaksi tersebut dapat diakomodasikan melalui belajar dalam kelompok heterogen (kelompok kooperatif yang beranggotakan 2-6 orang).menurut Slavin hal ini dapat mengakibatkan siswa yang berkemampuan “lemah” dapat belajar dari pemikiran teman sebayanya yang berkemampuan “lebih”, sehingga belajar akan teras mudah.
Macam-Macam Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar
mengajar di
kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Metode ceramah.
Dalam
metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya
didominasi dengan cara ceramah.
Dalam
pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (TIK), ada beberapa motode yang umum
digunakan, diantaranya adalah :
a.
Metode Tanya jawab
Metode
tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya
Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik,
menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan
bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.
b.
Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa
bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu
pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan
baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata
caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi
bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan
memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
c.
Metode Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan
siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan
dapat pula berbeda. Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok
siswa, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh
siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau
oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang
didapat.
d.
Metode Eksperimen
Metode
eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan
pembelajaran analisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.
Percobaan
dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung
dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini
dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua
perangkat saja.
e.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja
suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan
dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan
disertai dengan penjelasan lisan.
Demonstrasi
akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya
dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya
terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.
f.
Metode Tutorial/Bimbingan
Metode
tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam
pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan,
khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
Peran guru
sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh
siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
Penyelenggaraan metoda tutorial
dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:
- Misalkan sebuah kelas dalam bahan
ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan
klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip.
- Kemudian para siswa dibagi menjadi
empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan
rotasi antar kelompok.
- Sementara para siswa mempelajari
maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa,
mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan
problemanya.
- Dengan bantuan guru, para siswa
memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan,
belajar sendiri dan berfikir sendiri.
Perhatian guru dapat diberikan lebih
intensif kepada siswa yang sedang mengoperasikan alat-alat yang belum biasa
digunakan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah
kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses
unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan
wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi
bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan
metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses
belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah
ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita
persiapkan.
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Daftar pustaka
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Daftar pustaka